ndonesian Police Watch (IPW) menilai kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan buntut dari kelalaian kepolisian. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (22/1) petang itu dikatakan IPW tak harus sampai terjadi andaikan polisi mampu bertindak cepat. Apalagi kerusuhan ini memiliki keterkaitan langsung dengan aksi seorang oknum polisi di Polres Sumbawa. “Brigadir polisi bernama I Gede Eka Surjana (Iger) ini kan anggota mereka, harusnya polisi bisa lebih mewanti-wanti anggotanya untuk bersikap baik di wilayah tersebut,” kata Presdir, IPW Neta S Pane, Rabu (23/1). Neta mengatakan, alasan ia meminta agar kepolisian di daerah NTB dapat menjaga sikapnya di wilayah tersebut ialah terkait sentimen warga setempat pada kepolisian. Ia menilai, aksi kekerasan yang polisi lakukan terhadap masyarakat NTB di daerah Bima masih belum dapat dilupakan warga. Oleh karenanya, menurut dia, peristiwa di Bima yang terjadi Desember 2011 lalu menjadi memori yang membuat masyarakat setempat ‘anti polisi’. Terlebih, sejak saat itu kerusuhan di wilayah tersebut terus terjadi berulang-ulang dan membuat warga kerap terlibat kontak langsung dengan kepolisian. “Pascakerusuhan Bima, sentimen negatif masyarakat NTB kepada polisi sangatlah tinggi. Seharusnya polisi merasakan hal ini,” ujar dia.
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch
No Response to "Kerusuhan Sumbawa Akibat Polri Lambat Bertindak"
Post a Comment
write your comment